Ini Berbagai Mitos Tentang Konsumsi Daging Kambing, Cek Faktanya!

HITAMPUTIH.CO.ID – Melansir National Library of Medicine, klaim bahwa makan daging kambing dapat menyebabkan hipertensi tidaklah benar.

Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging kambing dengan peningkatan tekanan darah.

Dikutip dari femina, sumber dan konsultan: Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, Dosen Fakultas Peternakan IPB dan peneliti di CENTRAS – IPB (Center for Tropical Animal Studies), berikut Mitos dan Fakta seputar Daging Kambing.

Mitos: Daging kambing bisa meningkatkan libido, terutama bagian torpedo

Fakta: Hormon yang berpengaruh terhadap libido adalah testosteron. Daging (bukan hanya daging kambing), karena mengandung protein tinggi, bila dikonsumsi dalam jumlah tertentu mungkin saja berpengaruh terhadap pembentukan testosteron, sehingga libido dapat meningkat. Termasuk bagian torpedo (testis), yang juga kaya protein.

BACA JUGA :  Marhaenisme: Sejarah, Filosofi, dan Relevansinya di Era Modern

Mitos: Jangan menyantap daging kambing bersamaan dengan buah durian

Fakta: Seperti halnya avokad, buah durian adalah jenis buah yang mengandung lemak cukup tinggi. Dalam daging kambing pun ada kandungan lemak. Jika keduanya dikonsumsi oleh orang yang punya riwayat penyakit penyempitan pembuluh darah atau jantung koroner, tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut akan makin parah. Tapi, bila disantap oleh orang yang sehat, tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.

Mitos: Penderita tekanan darah tinggi tidak boleh mengonsumsi daging kambing

Fakta: Belum ada penelitian ilmiah bahwa daging kambing bisa memicu tekanan darah tinggi. Ini hanya kepercayaan masyarakat. Kalaupun memang benar, mungkin karena pengaruh mengonsumsi protein (berlaku untuk semua jenis daging) yang terlalu banyak.

BACA JUGA :  Memahami Perbedaan Idul Adha dan Idul Fitri, Mari Kita Simak!

Mitos: Daging kambing lebih menyehatkan daripada daging sapi

Fakta: Daging kambing lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh daripada daging sapi. Lemak tak jenuh ini lebih bermanfaat untuk kesehatan daripada lemak jenuh. Kandungan lemak jenuh (yang cenderung meningkatkan kolesterol darah) daging kambing 8,5 kali lebih rendah daripada daging sapi.

Mitos: Bau prengus atau tidaknya daging kambing tergantung cara pemotongannya

Fakta: Kambing yang dipotong dalam keadaan stres membuat rasa dagingnya tidak enak. Agar kambing tidak stres, jaga jangan sampai melihat darah temannya, tidak ada penyiksaan (dipukul atau ditarik-tarik), dan langsung dipotong dengan pisau yang betul-betul tajam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *