HITAM PUTIH – Pemerintah Kota Serang berencana akan menjadikan eks-terminal Kepandean menjadi pusat perbelanjaan modern. Pemkot Serang saat ini sudah melakukan perataan tanahnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Walikota Serang Syafrudin saat ditemui wartawan di Puspemkot Serang, Senin (26/7/2021). Syafrudin mengungkapkan, upaya tersebut dilakukan agar Kepandean tidak lagi diingat sebagai kawasan prostitusi, namun menjadi pusat pergerakan roda ekonomi di Kota Serang.
“Kami programnya itu untuk menghilangkan image di masyarakat bahwa Kepandean itu merupakan tempat prostitusi. Tapi memang untuk pengembangannya, belum ada (investor) yang naksir,” jelasnya.
Kendati demikian, lanjut Syafrudin, sampai saat ini Pemkot Serang masih belum merencanakan akan jadi apa eks-terminal Kepandean. Sebab, penyusunan rencana pembangunan baru akan dilakukan pada 2022 mendatang.
“Nanti mudah-mudahan 2022 itu kami akan mulai menyusun Detail Engineering Desain (DED) dan Feasibility Study (FS). Nah pada saat itu lah direncanakan, mau dibuat apa itu (eks-terminal Kepandean),” ungkapnya.
Meskipun belum ada rencana secara resmi, Syafrudin secara personal memiliki keinginan untuk menjadikan eks-terminal Kepandean dapat dibangun pasar modern atau mal sekalian.
“Kalau keinginan saya mah di situ pasar modern, atau mal seperti itu. Itu cukup strategis, Cuma memang membutuhkan investor. Nah investornya itu belum ada yang datang, belum melirik ke sana,” tuturnya.
Oleh karena itu, penertiban yang dilakukan oleh pihaknya kemarin pun sebagai langkah awal dalam perubahan citra Kepandean di masyarakat. “Yang penting ini berubah dulu image tempat prostitusinya. Kan biasa digunakan di bangunan-bangunan itu,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Serang, Kusna Ramdani, menuturkan bahwa berdasarkan hasil patroli, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya aktivitas prostitusi kembali di eks-terminal Kepandean.
“Kalau setelah itu kan kami terus melakukan patroli, sudah tidak ada. Itu sudah kosong. Cuma memang kami tidak tahu apakah mereka beroperasi di waktu-waktu tertentu, karena kan kami tidak bisa memantau 24 jam di sana,” ujarnya.