Pabrik Petrokimia Terbesar di ASEAN Diresmikan Presiden Prabowo di Banten

Presiden RI Prabowo Subianto saat peresmian pabrik petrokimia milik PT LCI di Jalan Raya Merak Km 116, Kelurahan Pulomerak, Kecamatan Gerem, Kota Cilegon, Banten, Kamis (6/11/25).

KOTA CILEGON, HITAMPUTIH.CO.ID
- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Jalan Raya Merak Km 116, Kelurahan Pulomerak, Kecamatan Gerem, Kota Cilegon, Banten, pada Kamis, 6 November 2025.

Pabrik yang diberi nama Lotte Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) ini menjadi tonggak baru dalam industri petrokimia nasional. Dengan nilai investasi mencapai 4 miliar dolar AS atau sekitar Rp64 triliun, proyek ini tercatat sebagai investasi petrokimia terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Dalam acara peresmian, Presiden Prabowo didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani, serta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Turut hadir pula Gubernur Banten Andra Soni.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan rasa bangga atas rampungnya proyek strategis yang menjadi simbol kemitraan antara Indonesia dan Korea Selatan. Ia menegaskan bahwa keberhasilan investasi besar seperti ini hanya bisa terwujud jika pemerintah mampu menjaga stabilitas, kepercayaan, dan keamanan bagi investor global.

“Kita harus dukung investasi, karena mereka datang membawa kepercayaan dan manfaat bagi kita,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden juga menekankan pentingnya penegakan hukum dan kepastian regulasi dalam membangun kepercayaan dunia usaha. Menurutnya, sistem hukum yang kuat dan tertib akan menciptakan rasa aman bagi para pelaku industri. 

“Kepercayaan adalah kunci kemakmuran bangsa,” tegasnya.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa proyek LINE merupakan hasil kerja sama strategis antara Indonesia dan Korea Selatan yang dimulai sejak 2022 dan mulai beroperasi pada Oktober 2025. Pabrik ini dirancang untuk memproduksi berbagai bahan petrokimia penting seperti ethylene dan propylene, yang menjadi bahan baku utama industri hilir, termasuk alat medis, kabel listrik, hingga komponen otomotif.

“Hari ini proyek besar ini diresmikan sebagai wujud komitmen kerja sama dua negara,” kata Bahlil Lahadalia.

Dengan beroperasinya LINE Project, Provinsi Banten semakin memperkuat posisinya sebagai pusat industri strategis nasional. Pabrik ini diharapkan berperan besar dalam memperkuat perekonomian daerah serta mendukung agenda pemerintah dalam pengembangan hilirisasi industri berbasis investasi berkelanjutan.(redhp)